Kamis, 31 Maret 2016

Barangkali, jika kau tidak sibuk

Janturan, Yogyakarta, 25 Maret 2016

Tuan bagaimana ini, sepertinya semakin hari rinai rinai rinduku terhadapmu semakin deras saja.
Tuan bagaimana ini, sepertinya debar yang berhasil kau cipta semakin hari semakin gemuruh saja.
Tuan bagaimana ini, rongga dadaku menjadi begitu sesak bahkan hanya dengan membayangkanmu tertawa lepas bersama orang yang bukan aku.

Tuan,
Sepertinya aku menyukaimu.

Aku tidak percaya, bagaimana mungkin Tuhan lagi-lagi membuatku jatuh sejatuh jatuhnya pada hati yang (mungkin) salah lagi.
Aku tidak percaya, bagaimana mungkin Tuhan begitu tega membiarkanku jatuh cinta sendirian lagi.
Aku tidak percaya, bagaimana mungkin Tuhan membuatku kembali ditertawakan oleh candaanku lagi.

Tuan,
Aku tidak tahu, tiba-tiba saja ingin kusurati kau seperti ini, aku tidak pernah berpikir untuk mengatakannya langsung padamu, sebab disamping ego perempuanku yang begitu tinggi, aku merasa jantungku ingin melompat keluar jika aku berbicara denganmu. Iya, perasaanku padamu semenggebu-gebu itu.

Tuan, Sebagaimana yang aku tahu, jika aku ingin membuatmu menetap bersamaku, setidaknya aku punya sesuatu yang bisa membuatmu sekedar bisa menatapku dulu, celakanya aku tidak punya apa-apa selain aku menyukaimu dengan amat sangat, aku serius.

Tuan, menurutku kau terlalu lengkap untukku, sampai aku tidak tahu harus melengkapimu dibagian yang mana lagi.
Tuan,

Barangkali jika tidak terlalu sibuk, kau bersedia membantuku menjawab keraguan itu,
Barangkali jika ini tidak merepotkan, kau bersedia memberiku petunjuk menemukan dibagian mana aku harus melengkapimu.


Selasa, 05 Januari 2016

Tuan, sebenarnya.....

Surakarta, 5 Januari 2016


Tuan,

Izinkan aku bertanya sesuatu dulu sebelum aku memberitahumu banyak hal.
Selama ini, setidaknya pernahkah sebentar saja kau berpikir untuk menyukaiku?.

Tuan,

Sebenarnya aku menyukai sepakbola sejak 9 tahun lalu, bukan karena “orang itu” seperti yang selama ini kuceritakan padamu.

Sebenarnya aku tidak suka main game bukan karena itu hanya buang-buang waktu, tapi karena aku tidak tahu, aku terlalu malu mengaku kalau aku tidak bisa melakukannya.

Sebenarnya aku sekali makan mie, aku bahkan selalu mencoba setiap rasa baru yang ditawarkan indomie.

Sebenarnya aku suka mendengarkan radio, aku malah senang sekali mendengar orang-orang yang curhat melalui radio lalu menertawakannya.

Tuan,

Sebenarnya aku mengatakan menyukai sepakbola karena “orang itu” untuk mengetahui apakah kau cemburu atau tidak.

Sebenarnya aku mengatakan tidak suka main game agar kau bersedia mengajariku  lalu mengajakku menghabiskan waktu bermain game bersamamu.

Sebenarnya aku mengatakan tidak suka makan mie  agar kau menawarkan diri untuk membuatnya untukku dengan menjanjikan rasanya akan enak karena kau yang membuatnya.

Sebenarnya aku mengatakan aku tidak suka mendengar radio agar kau mengatakan itu menyenangkan lalu memintaku untuk mencoba mendengarkannya bersamamu , kemudian memberitahuku perasaanmu lewat lagu yang biasanya diputar radio.

Tuan,

Sebenarnya aku tidak suka menerima titipan dalam bentuk apapun.

Sebenarnya aku sangat tidak suka direpotkan.

Tuan,

Sebenarnya kamu satu-satunya orang yang sering menitip banyak hal padaku.

Sebenarnya kamu satu-satunya orang yang sering sekali merepotkanku.

Sebenrnya kamu satu-satunya orang yang tidak pernah mendengar  kalimat “aku tidak bisa/aku tidak mau” dariku.

Tuan,

Sebenarnya aku menyukaimu.

Mungkinkah masih ada waktu untuk kita bersama, Tuan?



                                                                                                                                -Perempuan