Dan lagi. Untuk kesekian kalinya aku
merasa jauh denganmu, meski masih berada dikolong langit yang sama. Kau
menghilang ditengah keramaian, seperti bersembunyi diantara ruang-ruang
berongga yang tak mampu kudekati. Kamu pergi meinggalkan detail kenangan yang
sewaktu-waktu menyesakkan rongga dadaku.
Meski nyaris disetiap lelap aku menyaksikan
kehadiranmu seakan menyentuhku hangat, namun pada kenyataannya kamu adalah apaa
yg tdak pernah aku jamah.
KENYATAANNYA. Kamu haanyalah cinta yg
bisa kugapai sebatas dunia maya saja. Kamu adalah senyum yang selalu berhasil
membuatku jatuh cinta meski itu hanya sebatas emotion saja. Dan Kamu adalah
ekspresi wajah yang selalu terekam indah dalam visualku meski tdak pernah lebih
dari sekedar emotion Blackberry Messanger.
Kamu memang hadir dalam dunia nyataku,
tapi entah kenapa aku merasa kamu jauh lebih nyata dalam dunia mayaku.
Kamu selalu membuatku merasa berharga
dengan sebuah perhatian sederhana tapi selalu berarti lebih bagiku, kamu selalu
membuatku tak pernah merasa sendiri, kamu selalu membuatku merasa didengarkan
dan kamu selalu berhasil membuatku tersipu dengan cinta tersirat yang sukses
kutebak, isyarat yang tidak pernah salah kumengerti.
Mungkin karena terlalu menyukaimu, aku
tidak pernah menganggap “ cinta tak terucap ini” menyiksaku, tanpa protes aku
mengikuti permainanmu dengan baik. Tapi entah sejak kapan, aku mulai merasakan
kerumitan dalam hubungan tanpa ujung ini, perasaan tanpa jeda yang akhirnya
kusadari kubiarkan menguasai hatiku begitu saja. Hingga pada akhirnya aku mulai
merasakan perih, perih karena kenyataan “aku”
dan “kamu”yang mungkin terlalu kupaksakan menjadi “kita” justru membuatmu
menjadi beda.
Aku paham kau menyukaiku dan kamu
mengerti aku begitu mengharapkanmu. Namun yang masih tidak bisa kutebak kenapa
kamu lebih senang berdiri dibalik hatimu dibanding mencoba untuk mengetuk pintu
hati yang sudah jelas hanya kau pemegang kuncinya. Biarlah. Aku menyebutnya “kau
mungkin hanya lupa bawa nyali”.
Tapi. Karena aku mulai terusik dengan
Dia. Orng lain yang juga kupahami begitu menghrapkanmu aku tidak ingin
tersaingi, aku tidak ingin dia mendapat perhatian lebih darimu, dan aku tdak
ingin kau lebih menaruh hati padanya dibanding aku. Aku selalu berusaha
membuktikan kalau akulah pemenang hatimu, krena itu aku ingin jadi pemilik
hatimu secara nyata, nyata. Tidak hanya melalui dunia maya yang hanya kamu, aku
dan pencipta kita yang tau. Aku tdak puas dengan itu, krena itu aku mulai
menuntutmu meski itu hanya tersirat, aku mulai mendesakmu dengan sikap dan
caraku sendiri yang kutau kau pahami. Tapi entah kenapa aku justru kamu merasa
tidak siap dengan sikapku itu, kamu berubah. Setidaknya itu yang berhasil
kusimpulkn darimu selama ini. Kamu menjauh dariku, sikapmu yg dlu selalu ada
untukku, meladeni smua sikap kekanak-kanakkanku, memaklumi smua kecerewetanku
kini telah berganti menjadi kamu yg seolah tdak peduli lagi denganku, kamu yang
sudah tdak punya waktu untukku, kamu yang seperti tdak mengenalku lagi. Dan itu
menyakitiku.
Sekarang. aku tidak tau lebih sakit mana,
digantungin terus sama kamu atau kehilnganmu. Aku mencintaimu tapi aku sadar
itu hanya seperti angan yang tak kunjung terwujud, seperti mimpi yang tdak
mungkin menjadi nyata, seperti rindu yang tak mungkin terobati, dan memang
seeperti cinta yang tak kunjung terucap.
Dalam rinai hujan, sayup-sayup kudengar
suaramu seakan memanggilku diantara gemercik air yang kemudian menghilang
bersama titik.titik embun. Dalam rinai hujan samar-samar kulihat kau ditengah
butir-butir uap air tersenyum padaku, yang kemudian berlalu bersama semilir
angin.
Bagiku kau sperti pelangi setelah rinai
hujan itu. indah terlihat, namun tdak mungkin untuk kugapai, yang kemudian
hanya berakhir dengan ilusi tanpa pernah kurasakan sebagaimana wangi wujudmu,
sebagaimana teduh dirimu, dan sebgaimana lembut perasaanmu. Sekarang. Yang kutau
hanya bgaimana dinginnya sikapmu, dan bgaimana manisnya senyummu. Aku hanya
mengenalmu sebatas dunia maya saja itupun dulu. Dan tidak lagi sekarang.
Kini kamu menghilang pergi meninggalkn
gurat-gurat kenangan yg kini berusaha ku urai sendiri, kenangan yang kemudian sukses
kurangkai sendiri, kenangan yang mengahdirkan perih ketika aku mencoba
merasakannya sendiri. Kau meninggalkanku sendiri bersama tanda tanya besar
dihatiku, sebuah pernyataan yang jawabannya hanya ada dalam hatimu, sudut hati
yanag tak pernah dan mungkin tdak akan pernah kujamah.
Aku mencintaimu dalam diam, aku
mengharapkanmu dalam diam, dan dengan diam pula aku merasakan hening yang
begitu sepi sendiri tanpa seorangpun, tdak juga kamu.