Dan untuk kesekian
kalinya aku mencoba menepi dari kisah rumit ini, menjauh darimu, jaga jarak,
atau bahkan menghilang dri hidupmu. Ingin rasanya aku tdak bertemu lagi
denganmu, dan melupakn semua yg pernah “kita” lalui, smua yg pernah “kita”
lakukan.
Jujur aku benci
dengan keadaan yang mengharuskan “kita” untuk selalu bertemu, karena melihatmu
sama dengan memaksaku memutar kembali gurat-gurat kisah yg pernah “kita lalui.
“kita” yang itu, “kita” yang ini, “kita” yg slalu berbeda pendapat. Semuanya.
Semua hal yg tdak seharusnya aku ingat-ingat lagi.
Bertemu denganmu
memaksaku mengingat kembali semua hal yg harusnya sdah kulupkan sejak dlu.
Melihatmu, mendengar suramu, menatap senyummu meski itu hanya sepintas namun
ckup sukses membuatku merasakan bahagia dan perih dalam waktu yg sama.
Semua yg pernah
“kita” laluii bersama….
Mungkin saja itu tdak
berarti apa-apa bagimu, bahkan mungkin tidak sedikitpun kau mnengingatnya lagi.
Tapi, berbeda denganku, aku masih ingat semua yg pernah “kita” lalui, aku ingat
setiap detail yg pernah kau ucapkan padaku, setiap detail sikapmu saat “kita”
pernah berada diruangan yg sama beberapa waktu yg lalu, dan semua tentangmu
masih terekam sempurna dimemoriku. Semua itu masih berbekas dihatiku, seperti
bekas luka yg tiba-tiba terasa begitu perih ketika harus bertemu denganmu lagi.
Sebuah luka yg terjadi karena nyatanya kau bukanlah siapa-siapaku.
Aku mencintaimu….
Tapi sampai kapan aku
harus menahan setiap perih yg terasa menyesakkan rongga dadaku ketika aku harus
mengingat semua tentangmu lagi. Sikap cuek mu padaku terkadang membuatku
beranggapan bahwa kau benar-benar sudah tdak ingat apa-apa lagi tentangku, tidak
peduli lagi padaku
Tapi …..
Tau bahwa kau
ternyata masih sering memperhatikanku, masih sering mencari tau tentangku,
masih tertarik dengan setiap gerak-gerikku justru seperti besi panas yg sukses
menghujam tenggorokanku. Terkadang Sikapmu yg sama sekali tidak mampu kutebak
membuatku benci dengan diriku sendiri, diriku yg tdak mampu lepas darimu.
Mungkin…
Karena aku tidak tau
kenapa aku mencintaimu, membatku juga tdak tau bgaimana caranya berhenti
mencintaimu, aku terkurung oleh sebuah rasa yg disebut cinta, aku tiba-tiba
masuk dalam rasa itu dan tidak tau bgaimana caranya keluar, setidaknya seperti
itulah aku sekarang.
Dan itu juga alasan
kenapa hingga sekarang aku tdak mampu beranjak darimu. Sebuah alasan yg
membuatku merasakan sedih dan bahagia secara bersamaan.
Kenyataan bahwa aku tdak bisa melupakanmu, membuat
usaha menepi darii kisah rumit ini hanya sia-sia. Aku yg tdak mampu melupakan
kisah “kita”, meski kita yg kumaksud ternyata tdak lebih dari “aku” dan “kamu”, tapi aku akn tetap bertahan, bertahan hingga
aku tak mampu lagi.
walau “ kita” yg ku maksud
tidak lebih dari sekedar SEANDAINYA.