Jumat, 18 Mei 2012

aku sayang kamu bodohh

Hei kamu, pernah kah kamu berpikir apa yg sebenarnya aku rasakan, pernahkah kamu sdikit peka terhadap perasaan inii, pernahkah terlintas dibenakmu mengenai diriku? Memikirkanku seperti  yg sering kulakukan nyaris stiap detik. Hei kamu, iah kamu. Aku sayang kamu bodoh.

Awalnya hanya sekedar lelucon, iah, hanya sebuah permainan.!tapi, itu dulu, sebelum rasa yg membuatmu rutin menggerayangi mimpiku datang dan tak tau jalan pulang. Kamu seperti terjebak dalam ruang hatiku, tergembok rapat dan kuncinya menghilang. Kunci yg membuatmu tdak bisa kluar, dan itu kubiarkan bgitu sja, tdak sedikit pun inginku mencari kunci itu dan membiarkan mu pergi.

Aku suka caramu tersenyum, caramu bicara, dan caramu bersikap saat bersamaku. Melihatmu saja itu sudah mnbuatku bgitu bhagia. Iah, sehebat itulah kamu.!

Huftt, tapi sayangnya kamu tdak tau itu. Kamu tdak menghiraukan itu. Yh, kamu tdak pernah menganggapku apa-apa.  Aku dihatimu tdak seistimewa kamu dihatiku. Iah, dan aku sadar itu.! Mungkin, tdak sedikitpun kamu menyempatkan sedetik waktumu untuk memikirkanku, yah. Wajar, krena aaku memang bukanlah siapa-siapa bgimu.

Tapi, taukh kamu. Ada aku disini, orang yg mungkin tdak berarti apa-apa bgimu berharap smua yg terbaik untukmu. Adakah kamu punya perasaan yg sama? Beritahu aku, jika tdak mungkin bila itu kau ungkap secara lisan, dengan isyaratpun aku mampu membacanya. Tapi, tdak sedikitpun kulihat itikad itu tergambar disikapmu.!

Aku hanya ingin tahu itu, hanya ingin tahu perasaan mu, bisakah kamu sdikit mengerti akan hal itu, dan andai itu adalah kunci yg akan membebaskanmu dri hatiku, tdak sdikitpun rasa ini akan brkurang, akn kubiarkan kamu pergi meski itu sulit.

Dan bila suatu saat nantii kamu menemukan ruang hati yg lebih nyaman stelah kubebaskan dri hatiku, tersenyum adalh alternatif terakhir yg bisa kuhaturkan. Snyum yg mungkin tdak banyak yg tau bahwa itu adalah senyuman berkonotasi beda. 

Kamis, 17 Mei 2012

karena aku mencintaimu

Love story
Ini tentang cinta, cerita yang entah dimana ia ingin bermuara.
Satu bait lagu yg memulai cerita ini “kaulah anugrah trindah yg pernah kumiliki”. Sempat memilikimu adalah salah satu hal terbaik dalam hidupku, yg harus kamu tau, kamulah yg mendominasi hmpir 70% arti dri hembusan nafasku. Beberapa waktu menghabiskn waktu mnjadi wanita keDua dihatimu stelah Ibumu membuatku merasa bgitu berharga. Namun, seiring berjalannya waktu, suatu hal membuat kita hrus berpisah, bukan krna rasa itu telah pupus, tpi karena kita memang tak semestinya bersama.
Bukan cinta yg salah, bukan juga kamu, aku, atau takdir, tpi waktu, ini smua masalah waktuu. Kamu yg sedang jauh disana bukan juga alibi yg tepat untuk mnbuat hubungan ini berakhir, tpi kesadaran bahwa hdup ini bukn hanya kita, cinta tak hanya menyatukan 2 hati yg berbeda, tpi juga 2 kluarga besar yg berbeda. Meski disini kita punya cerita yg tak sama, kluargamu dan kluargaku adalah sama, iah kamu adalh cucu dri nenekku, kamu adalh sepupuku, dan itu yg mnbuat cinta diam-diam kita ini hrus berakhir.

Aku, yakin tdak akn ada msalah besar diantara kita krna aku mencintaimu, tpi terkadang keyakinan itu tak sejalan dengan yg semestinya, aku takut jika nanti kita bermasalah krna aku trlalu mncintaimu dan mnbuat 2 kluarga besar kita ikut terpisah, akan sangat lebih menyakitkan.

Aku mencintaimu,bukan brarti aku harus memilikimu, meski klimat ini sulit untuk direalisasikan tpi aku berusaha melakukannya krna aku tak mau kehilanganmu dan kehilangan kluargamu krena cinta yg trlalu besar padamu.

Awalnya , aku merasa berada dalam labirin yg bgitu gelap, tak ada cahaya dri hatimu yg sperti biasanya setia menerangi stiap senyumku. Aku sakit, rasa sakit yg kubiarkan menjaalar mnguasai nyaris sluruh tubuhku, aku kehilangan mu. Yah, stidaknya itu yg dirasakn hatiku sekarang.

Dan ditengah keterpurukan selepas kau kubiarkan pergi dri kolong hatiku, aku bersandar pada sebuah sandaran yg bgitu kokoh, dan tanpa kusadari sandaran itu adalah dia, dia yg akhirnya perlahan-lahan mngisi ruang hampa yg kau tinggal. Tanpa sengaja aku bersandar pada pintu hatinya, dengan baik dia membiarkanku msuk menyapa setiap sudut kosong dalam hatinya yg kuanggap sengaja dia buka untukku, awalnya aku tak bermaksud mengisi sudut kosong itu, tpi rasa sepi semenjak kau tdak ada membuatku bertahan dalam istana hatinya.

Beranjak dari hatimu menuju hatinya, iah itulah inginku saat ini, lama mendekam dihatinya, aku berharap akulah ratu satu-satunya dihati itu, akulah pemiliknya. Namun, ketidkpastian membuatku sadar, lorong-lorong menuju nuraninya semakin kecil, semakin lama semakin gelap, tdak ada pelita disana, tdak ada cahaya seperti yg selama ini memfasilitasiku saat aku masih mnjdi ratu dihatimu. Aku sadar mungkin aku hanya diberi tempat berteduh sesaat dihatinya selama badai ksedihan tanpamu menerpaku berlalu. Berkali-kali kucoba kluar dri hatinya, tetapi saat aku sudah diambang jalan dia kembali menarik tanganku, dan menuntunku kmbali padanya, dia tdak pernah bilang bahwa dia tak ingin khilanganku krna mencintaiku seperti yg rajin kudengar dri hatimu.

Memang aku pernah berharap jadi ratu dihatinya, tpi yg hrus kamu tau raja dihatiku tetap kamu, pesonanya tak mampu melengserkan posisimu sebagai pnguasa hatiku. Iah, aku msih mencintaimu, berharap bahwa kau bukanlah kebanggan dri seorang ibu yg biasa kupanggil tante adalah sebuah kemustahilan, yg kuharap sekarang hanyalah kenyataan bahwa kamu adalah seseorang yg dijanjikan Tuhan untuk menjagaku seumur hdup itu msih tersimpan baik disudut hatiku. Mungkin yg bisa kulakukan saat ini, hanya menjaga hatiku dan tak membiarkan seorang pun dengan mudah mengetuknya kapan sja dia mau, dan aku akn brusaha lebih kuat dan tak mudah bersandar pada sembarang hati, agar tak trjebak untuk kesekian kalinya.

Yah, hanya itu yg bisa kulakukan sembari menunggu pengganti yg tepat yg entah dimana Tuhan mendidiknya sekarang agar nanti bisa menjagaku dengan baik, aku tak berharap banyak klo itu kamu, tpi siapapun itu aku ingin dia sepertimu. Sepertimu yg setiap mlam kuceritakan pada Tuhan saat aku ingin terlelap 

Senin, 14 Mei 2012

Cahaya Redup

Layaknya ranting pohon yang rapuh
itulah aku saat kau memilih pergi
Mungkin hatimu baik-baik saja
tapi aku, aku seakan lupa bagaimana cara tersenyum

aku bagaikan beringin tua yg diterpa badai
terlihat kuat, tapi akhirnya jatuh juga
Jatuh karena bongkahan perih yg kau simpan
Derai hujan pun seakan mengerti perih ini

kamu yang dulu adalah pelita
seakan redup tak terurus
pelita itu sudah lapuk termakan waktu
Dan seperti itulah sekarang hati ini

bagaikan gudang bawah tanah tak berpenghuni
usang, gelap dan tergembok rapat


Sabtu, 12 Mei 2012

Seperti Tembikar

Mencintaimu..
Layaknya tembikar yang sudah pecah
Tidak dapat dilekatkan lagi
Dan tidak bisa dikembalikan mnjadi tanah

Hari telah berganti
Bunga telah bermekaran lagi
Embun cahaya kembali memancarkan sinar Mentari
Sepertii saat senyum itu msih bersamaku

Tapi aku masih disini, masih dihatimu
Terjebak dalam labirin pesonamu
Bersama kesedihan  yang kini
Terangkai mnjadi rajutan penyesalan

Namun, aku sungguh tdak bisa membencimu
Sampai kapan pun,
karena itu Diantara kemeriahan bintang
Aku memilih sunyi menemaniku
Bersama hektaran rindu yang kutanam untukmu

Dan untuk kesekian kalinya
Aku merasakan kau begitu jauh
Meski kita masih berteduh dibawah langit yang sama


MOVE ON

Beranjak darii hatimu, seperti menembus batas
Berkali-kali kucoba namun selalu beakhir dengn kegagalan
Setiap melihatmu terasa ada getaran hebat dihati
Getaran yg  tak mampu kubahasakan

Getaran yg mnjadi alasan keistimewaanmu
Dan perasaan itu kubiarkan mnguasai hatiku
Perasaan yang akhirnya menbuatku tersiksa
Tersiksa krna berani menaruh hati padamu

Terkadang muncul pertanyaan dibenakku
Adakah aku pernah terlintas dibenakmu
Seperti yg kurasakan hmpir stiap saat
Ataukah aku hanya mimpi burukmu

Pernah kesesali menyukaimu
Namun, cinta  menepuk pundakku tak ingin disalahkn
Ia.bukan salahnya aku tersakiti
Ini karena aku terlalu lancang menyukaimu

Desiran hujan

" Seperti embun yang tdak butuh warna
untuk membuat Daun jatuh cinta "

Dan Dia, Laki-laki itu
Dia memiliki sifat seperti Daun itu
Tapi celakanya...
Embun yang dipilihnya bukan aku

Meski aku selalu mengernyitkan dahi
tanda tak suka kala Embun itu menempel
dan nyaris setiap hari padanya
tapi itulah yang harus aku terima
Dialah Embun tanpa warna itu

Dan bila hujan datang, aku berharap
Embun itu jatuh meluruh bersama desiran hujan
yang seolah-olah mengerti bahasa hatiku
Namun itu hanya harapan tak bertuan

Jangankan desiran hujan
derasnya hujan diluar sanapun tak mampu melakukan itu.

Rabu, 02 Mei 2012

karna kamu bukan embun

Dulu kupernah sayang kamu..
Dulu kupernah cinta kamu...
tapi iu semua dulu
saat dia belum hadir dihatiku

sekarang ada dia..
Dia yang terbaik,lebih baik darimu
sekrang kamu telah hilang
Hilang dari ruang hatiku
Dan kuberharap tak pernah menemukan mu lagi

Meski itu sulitt bagiku
Tapi kulakukakn krna tak ingin trsakiti
trsakiti oleh rasa yg kubuat sndiri
Rasa yg mnbuatku trkadang tak mnjadi diri sndiri

embun memang tdak butuh warna untuk jatuh cinta pada daun
tapi aku tak yakin kau seprti embun itu
kamu beda,iah kamu bukan embun itu
dan aku harus sadari ituu...